Harga Diri Yang Melukai

1


Ketika nanti aku tiba-tiba bilang “Rindu” ketahuilah aku sudah menyingkirkan harga diriku berulang kali untuk mengatakannya. Tapi belum untuk saat ini, aku masih bertahan, aku masih mampu menanggungnya seorang diri. Kadang aku tahu yang kusebut harga diri justru gambaran keras kepala, dan keegoisanku.

Inginku jujur membebaskan diri, tapi aku terlalu pengecut untuk menghadapi. Terlalu pengecut menerima penolakan, bahkan jika kamu menerimanya aku akan sangat bahagia, tapi itu akan membuatku menjadi serakah padamu. Aku tidak menginginkan diriku seperti itu, sama sekali tidak.

Adilkah jika begini? Ah! aku yang payah,  sebenarnya hanya terus melarikan diri, menjauh demi kesehatan mentalku. Lucu bukan?

Pada akhirnya tidak mampu memilih, dalam kebimbangan dalam penderitaan, seorang diri menahannya, menutupinya dari dunia. Tapi terkadang aku berharap kamu tahu semua ini, aku ingin kamu mengerti bahwa diamku bukan berarti aku telah berubah, namun sekali lagi aku tidak mampu mengutarakannya, begitu payahnya aku seorang pengecut ketika berhadapan pada sebuah perasaan.

Aku rindu, sungguh. Aku yang menginginkannya tapi memilih menyingkirkan angan itu. Sekali lagi aku meyakinkan diriku, aku melakukan hal yang benar!! Ini memang menyakitkan saat ini, tapi jika tidak sekarang... nanti justru akan berpuluh kali lipat. Waktu akan membuatku terbiasa, ya.. itulah yang dikatakan logikaku, logika yang membuatku berdiri kokoh dengan kepercayaan diri, menutupi kerapuhan diri.

Penulis : Erina Kristiani😉


Tags

Posting Komentar

1Komentar
Posting Komentar